Minggu, 19 Januari 2014

Udah Ikhlasin Aja !

Ada yang tahu buku Ust. Felix yang judulnya “Udah Putusin Aja”? Kalau belum tahu, mungkin bisa hunting di bookstore karena buku ini recommended banget buat jadi teman dikala senggang. Bukunya ringan, simpel, gaya anak muda banget. Jadi ga bakal bosen kalau ngebacanya. Jangan salah lo yaa, emang isinya sih simpel plus unik, tapi ni buku juga ga main main ngebahas tentang fenomena remaja modern zaman sekarang. Dan yang pasti bukunya menuntun kita untuk menjadi remaja yang produktif, yang mampu menjalankan segala aturan agama Allah yang berlaku. Intinya biar ga penasaran, udah beli aja sana.hhaaa. Saya yakin ga akan menyesal kok mengeluarkan uang untuk hal yang bermanfaat :D
Kali ini saya akan bernostalgi(l)a, refresh ke masa lalu. Bukan untuk bergalau ria atau menyesali yang sudah sudah. Sekedar share tentang sepenggal kisah lalu yang menghantarkan pada kebaikan. Ga panjang panjang kok ceritanya, paling cuma mual aja kalau ngebacanya sampai habis.hhaa (kidding)
Dimulai pertengahan tahun 2012, saya lupa kapan tepatnya. Masih duduk di bangku kuliah dan masih menikmati masa – masa penuh dengan cinta semu. Saya memutuskan untuk berpacaran dengan teman satu kelas di kampus. Waktu itu saya belum mengenakan jilbab syar’i dan belum tahu apapun tentang larangan berkhalwat (berdua – duaan dengan lawan jenis). (Semoga saja Allah mengampuni dosa – dosa saya yang telah lalu). Saya tidak tahu awalnya kenapa kita memutuskan berpacaran, karena kita hanya sebatas teman akrab. Mungkin dikarenakan seringnya berkomunikasi dengan si Arap (sebut saja begitu). Menikmati masa – masa penuh dosa itu kurang lebih hanya beberapa minggu. Kemudian dia memutuskan saya, tanpa alasan yang jelas dan juga mendadak. Awalnya saya Ga to the Lau “Galau”.hhaa. Bagaimana mungkin saya gagal dalam menjalin hubungan untuk kesekian kali. Dan itupun dengan alasan yang irrasional. Ohhh, rasanya sakit bukan main. Mau ngapain aja ga enak, super bingung.. Belum lagi masalah masalah lain juga datang silih berganti. YA Tuhan, serasa dunia benar benar tak adil.. Hampir setiap hari saya menangis, mengurung diri, dan tak sedikitpun ada keceriaan di rona wajah saya. Kalau ingat waktu itu, ampun deh.. Kenapa bisa lebay pakai banget ya, Cuma diputusin laki doank.hhaa... Singkat cerita, setelah saya putus dengannya ada begitu banyak hal – hal yang membuat saya sering termenung. Ada fikiran – fikiran mengganjal dalam benak saya. Berhari hari saya tidur larut malam, padahal saya paling anti sama yang namanya begadang. Ternyata oh ternyata fikiran itu berpusat pada keinginan saya untuk berubah. Berubah menjadi lebih baik, dalam segala hal.
Setelah Iedul fitri saya putuskan untuk berhijab syar’i. Dulu setiap saya melihat wanita berhijab syar’i, selalu timbul pertanyaan di benak saya “kapan saya bisa berhijab sesempurna itu?”. Keputusan saya ini tidak pernah saya duga sebelumnya, tapi itulah anugerah Allah. Dia begitu mudah membolak balikkan hati seseorang, Dia begitu mudah merubah seseorang. Itulah mengapa saya tidak menyesali pertemuan saya dengan mantan, tidak membencinya. Karena secara tidak langsung, Allah menjadikan dia sebagai media untuk saya berubah ke arah yang lebih baik. Karena dari situ semua saya tahu dimana letak kesalahan saya selama ini. Setelah berhijab syar’i pun begitu banyak keajaiban keajaiban muncul dalam diri saya. Saya begitu tenang menjalani hidup walaupun sampai detik ini saya masih berusaha mempertahankan hijab saya, saya tidak pernah menyesali semuanya. Saya justeru bersyukur karena Allah memberi hidayah yang begitu luar biasa di dalam hidup saya. Saya yakin, tidak semua orang bisa menikmati hidayah dari Allah. Insya Allah, sudah saya ikhlaskan semuanya. Semua yang ada pada diri saya adalah milik-Nya. Dan apapun itu pasti akan dimintai pertanggung jawaban oleh-Nya kelak. Saat ini saya hanya berpasrah diri, menyerahkan segala urusan kepada Allah dan tidak akan mengulangi kisah kelam saya. Saya hanya ingin menyimpan setiap rasa yang saya punya untuk laki laki idaman, di dalam hati terdalam. Agar tidak seorangpun tahu, dan biarlah Allah yang menjaga hati dan rasa ini. Toh, Dia lebih tahu apa yang baik untuk ummat-Nya.
Jadi buat teman teman yang mau memutuskan hubungan, yaudah sih putusin aja. Saya jamin 200 %, ga akan ada gunanya berpacaran sebelum halal. Yang ada lebih banyak menimbulkan mudharatnya daripada manfaatnya. Udah Ikhlasin Aja !, yakin dan percaya Allah akan kasih ganti yang lebih baik kalau kita mau berubah. Pacaran setelah akad dan halal jauh lebih barakah. Kalaupun saya bisa mengulang lagi, saya tidak akan pernah memilih untuk berpacaran se
kalipun saya ada rasa dengan lelaki itu. Kalaupun bisa, saya ingin mendelete semua itu agar Allah mengampuni dosa saya. Tapi apa boleh buat, semua sudah terjadi. Sekarang tinggal kita sendiri, mau perbaiki diri atau tetap pada jalur yang dilaknati. Saran saya, kalau sudah siap untuk membina rumah tangga ya menikahlah. Labuhkan hati pada yang berhak, jangan biarkan lelaki tak halal menyentuh setiap kulit tubuhmu. Bagi yang belum pernah berpacaran, jangan sekali kali mencobanya yaa.. Udah ga zaman berpacaran. Sekarang zamannya to be a great moslem/ah.. Saya tidak pernah mengatakan kalau kita tidak boleh menyukai lawan jenis. Karena pada dasarnya cinta itu fitrah, yang harus diwaspadai adalah ketika cinta itu menggelora dan bagaimana kita me manage agar tidak menimbulkan murka Allah. Coba deh rutin puasa senin kamisnya, banyakin dzikirnya, shalat tahajjjudnya ga ketinggalan. Insya Allah kita lebih bisa menjaga diri dari hal – hal buruk.. Wallahu ta’ ala a’lam.. Segala yang benar hanya milik Allah semata. Semoga kisah ini sedikit membuka mata hati teman teman untuk lebih memilah dan memilih bagaimana semestinya kita menjaga diri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar