+pipis.jpg)
ISK tidak pandang bulu, dapat menimpa semua umur, pria maupun wanita. Angka kesakitan pada wanita lebih banyak dibanding pria. Proporsinya variatif, tidak ada angka pasti yang menyatakan perbandingan antara wanita dan pria selain disebutkan bahwa wanita lebih banyak menderita ISK daripada pria.Hal ini dapat dipahami mengingat saluran kencing wanita bagian bawah dihuni berbagai jenis bakteri dan juga saluran yang terlalu pendek ke arah kandung kemih.
David S Howes, MD (University of Chicago, 2005) memperkirakan sekitar 20%
wanita mengalami masalah saluran kemih selama hidupnya. Keberhasilan penatalaksanaan ISK bergantung kepada
pemeriksaan dini para penderita, penilaian laboratorium, ketepatan pemilihan
jenis antimikroba (termasuk dosis dan lama pemberian), faktor kondisi penderita
dan follow up selama masa pengobatan. Kendati
ISK disyaratkan adanya bakteri dalam urine dalam jumlah bermakna, tidak menutup
kemungkinan tanpa bakteri dalam urine. Hal ini dapat terjadi pada keadaan
sebagai berikut:
- Tempat infeksi tidak dilalui urine sehingga bakteri tidak
ditemukan dalam urine
- Adanya bendungan pada saluran yang terinfeksi
- Pemberian antibiotika, sehingga bakteri dalam urine tersamarkan.
Kondisi
lain yang patut diperhatikan dan beberapa istilah yang juga digunakan dalam
klinik antara lain:
- Asymptomatik Significant Bacteriuria, yakni ISK dengan bakteri dalam urine
bermakna tanpa disertai gejala.
- Bacterial cystitis, yakni suatu kumpulan gejala yang
terdiri dari sakit waktu kencing dan sering kencing.
- Abacterial cystitis (urethra syndrome), yakni suatu kumpulan gejala yang
terdiri dari: sakit waktu kencing dan sering kencing tanpa disertai
bakteri dalam kandung kemih.
Penyebabnya adalah..
Mikro-organisme
terbanyak sebagai penyebab ISK adalah Escherichia coli
sebanyak 50-90%, lalu berturut-turut disusul Klebsiella sp atau Enterobacter sp, Proteus sp, Pseudomonas aeruginosa,
Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida albicans dan Staphylococcus
aureus. ( L. Barth
Ruller ). Adapun jenis virus yang dapat menyebabkan
ISK adalah Adenivirus (diduga sebagai penyebab infeksi kandung kemih).
Ini dia perjalanan penyakitnya..
Bagaimana
mikro-organisme masuk ke saluran kencing hingga menimbulkan infeksi ? Kadang
penderita ISK merasa heran, mengapa bisa terjangkit padahal dirinya bukan tipe
jorok. Oke, mikro-organisme masuk ke saluran kencing
melalui beberapa cara, yaitu :
- Penyebaran langsung dari tempat infeksi terdekat.
- Penyebaran mikro-organisme melalui aliran darah (hematogen)
- Penyebaran mikro-organisme melalui saluran getah bening
- Dari luar, misalnya karena pemakaian kateter, dan lain-lain.
Apa saja faktor
pencetusnya..?
Selain
beberapa cara penyebaran di atas, ISK mudah terjadi karena kondisi-kondisi di
bawah ini:
- Bendungan aliran urine
- Kembalinya urine dari kandung kemih ke saluran kencing bagian atas
( refluks vesiko-ureter)
- Adanya sisa urine dalam kandung kemih
- Gangguan metabolisme
- Peralatan medis, misalnya kateter
- Wanita hamil, karena bendungan dan ph urine yang tinggi.
Coba kenali gejala – gejala yang
muncul..
Tanda-tanda
ISK tidak khas, sebagian diantaranya bahkan tanpa gejala. Biasanya, keluhan
yang sering dijumpai antara lain:
- Nyeri saat kencing (disuria)
- Kencing sedikit-sedikit dan sering (polakisuria) *bhs jawa:
anyang-anyangen*
- Nyeri di atas tulang kemaluan atau perut bagian bawah (suprapubik)
Tanda-tanda
tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bagian saluran kencing yang
terinfeksi.
ISK bagian bawah: biasanya ditandai dengan keluhan nyeri
atau rasa panas saat kencing, kencing sedikit-sedikit dan sering, rasa tidak
nyaman di atas tulang kemaluan (suprapubik)
ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala.
ISK bagian atas: ditandai dengan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman di pinggang, mual, muntah, lemah, demam, menggigil, sakit kepala.
Pemeriksaan laboratorium..
Bukannya saya mau promosi lo ya teman – teman. Walaupun saya tekhnisi lab
tapi saya tidak punya maksud untuk promosi di bidang ini. Karena saya bukan
bagian marketing lab. Sekedar berbagi ilmu saja..hhe... Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan
penunjang lainnya adalah sebagai berikut:
- Analisa Urin (urinalisa)
- Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)
- Pemeriksaan kimia
- Tes Dip slide
- Pemeriksaan penunjang lain meliputi: radiologis (rontgen), IVP
(pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini
dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelaianan lainnya.
Analisa Urin (urinalisis). Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam
urin). Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih)
per lapangan pandang dalam sedimen urine. Hematuria (ditemukannya eritrosit
dalam urin). Merupakan petunjuk adanya ISK jika ditemukan eritrosit (sel darah
merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena
adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal
lainnya.
Pemeriksaan bakteri (bakteriologis). Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan secara
mikroskopis dan biakan bakteri. Mikroskopis. Bahan: urin segar (tanpa diputar,
tanpa pewarnaan). Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang. Biakan
bakteri. Ditujukan untuk memastikan diagnosa ISK.
Pemeriksaan kimia (tes kimiawi). Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri
dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi
bakteri gram negatif. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas
99%.
Tes Dip slide (tes plat-celup) Berguna untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin.
Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakterinya.
Cara mengobatinya...
Prinsip
pengobatan adalah memberantas (eradikasi) bakteri dengan antibiotika dan
koreksi terhadap kelainan organ.Tujuan pengobatan:
- Menghilangkan bakteri penyebab ISK
- Menanggulangi keluhan (gejala)
- Mencegah kemungkinan gangguan organ (terutama ginjal)
Upaya
di atas dilakukan dengan menggunakan obat yang sensitif, murah, aman, dan efek
sampingnya minimal.
Tatacara
pengobatan:
- Menggunakan pengobatan dosis tunggal
- Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari
- Menggunakan pengobatan jangka panjang, 4-6 minggu
- Menggunakan pengobatan pencegahan (profilaksis) dosis rendah
- Menggunakan pengobatan supresif, yakni pengobatan lanjutan jika
pemberantasan (eradikasi) bakteri belum memberikan hasil, terutama pada
kasus ISK yang disertai dengan sumbatan (obstruksi) saluran kencing.
Faktor yang
mempersulit penyembuhan..
- Urolithiasis (batu saluran kemih)
- Infeksi jaringan ginjal
- ISK berulang (kambuhan)
- Obstruksi (sumbatan) dengan segala konsekwensinya dan lain-lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar