Sabtu, 18 Januari 2014

Banjir Menerjang, Leptospirosis Mengancam

Tidak bisa dipungkiri bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami bencana tahunan, apalagi kalau bukan banjir. Sampai detik inipun banjir belum juga bisa teratasi. Entah siapa yang harus disalahkan dalam hal ini, mungkin bisa bertanya pada langit yang menangis (halah, lebay). Oke saya tidak akan membahas atau mempermasalahkan tentang siapa yang salah dan siapa juga yang harus bertanggung jawab. Karena masalah itu merupakan kesadaran pribadi masing – masing, sejatinya mungkin memang kita harus lebih bisa introspeksi diri. Saya tidak akan memberikan asumsi apapun mengenai hal ini. Biar yang lebih memahami saja yang memberikan penjelasan tentang penyebab bencana langganan ini.
Tentulah tidak sedikit efek yang ditimbulkan dari banjir yang melanda hampir di seluruh pelosok negeri kita. Tidak hanya kerugian materiil saja yang ditanggung, tetapi juga dampak terhadap kesehatan korban banjir. Mulai dari penyakit – penyakit ringan sampai yang fatal. Penyakit yang paling umum menjangkiti korban banjir adalah penyakit – penyakit kulit, kemudian juga ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), diare, leptospirosis dan lain – lain.
Kali ini saya hanya akan membahas tentang Leptospirosis, mungkin bagi orang awam masih sangat asing terdengar ditelinga.
·         Apa sih leptospirosis dan apa yang menyebabkan?
·         Gejala apa saja yang muncul jika terinfeksi?
·         Bagaimana Cara mencegahnya?
Baiklah, kita bahas satu persatu yaa :D
1.      Definisi dan Penyebabnya
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi yang dapat menyerang manusia dan juga binatang. Penyakit menular ini adalah penyakit hewan yang dapat menjangkiti manusia. Termasuk penyakit zoonosis yang paling sering terjadi di dunia. Leptospirosis juga dikenal dengan nama flood fever atau demam banjir karena memang muncul dikarenakan banjir. Penyakit yang terdapat di semua negara dan terbanyak ditemukan di negara beriklim tropis ini, disebabkan oleh Leptospira interrogans dengan berbagai subgrup yang masing-masing terbagi lagi atas serotipe bisa terdapat pada ginjal atau air kemih binatang piaraan seperti anjing, lembu, babi, kerbau dan lain-lain, maupun binatang liar seperti tikus, musang, tupai dan sebagainya. Bakteri berbentuk spiral ini bisa tahan dalam air selama satu bulan lamanya lohh..
2.      Manifestasi Klinik atau Gejala gejala yang muncul
Leptospira dapat masuk melalui luka dikulit atau menembus jaringan mukosa seperti konjungtiva, nasofaring dan vagina. Setelah menembus kulit atau mukosa, organisme ini ikut aliran darah dan menyebar keseluruh tubuh. Gambaran klinis leptospirosis dibagi atas 3 fase yaitu : fase leptospiremia, fase imun dan fase penyembuhan.
a. Fase Leptospiremia
         ü  Demam mendadak tinggi sampai menggigil disertai sakit kepala
         ü  Nyeri otot
         ü  Mual muntah dan diare
        ü Ikterus (menguningnya sklera mata, kulit atau jaringan lain akibat akumulasi bilirubin dalam darah)
         ü   Konjungtivitis (radang mata)
        ü  Fase ini berlangsung 4-9 hari dan berakhir dengan menghilangnya gejala klinis untuk sementara.
b. Fase Imun
Dengan terbentuknya IgM di dalam darah maka gambaran klinis menjadi bervariasi. Mulai dari demam yang tidak terlalu tinggi, gangguan fungsi ginjal dan hati, serta gangguan hemostasis (pembekuan darah/penghentian perdarahan) dengan manifestasi perdarahan spontan.
c. Fase Penyembuhan
Fase ini terjadi pada minggu ke 2 - 4 dengan patogenesis yang belum jelas. Gejala klinis pada penelitian ditemukan berupa demam dengan atau tanpa muntah, nyeri otot, ikterus, sakit kepala, batuk, hepatomegali (perbesaran hati), perdarahan dan menggigil serta splenomegali (perbesaran limpa).
         3.      Pencegahan
Untuk mencegah agar tidak terkena penyakit leptospirosis ini tidaklah sulit tapi bukan berati kita menyepelekannya. Jika tidak tertangani dengan cepat dan benar penyakit ini dapat menyebabkan kematian karena penyakit ini akan merusak organ – organ vital seperti ginjal, hati dll.. Cara mencegahnya yaitu dengan menjauhi lokasi banjir atau genangan air kotor ketika kita sedang menderita luka terbuka di daerah yang mudah terkena air, seperti kaki atau tangan. Jika harus melewati daerah tersebut maka gunakan penutup pada luka, misalnya seperti plastik yang tebal atau kalau perlu gunakan sepatu boot agar tidak terkena air, dan untuk mengurangi resiko terkena bakteri berbahaya tersebut.
Namun bukan berarti penyakit tersebut hanya ada di daerah banjir lo ya, seperti yang telah kita ketahui, tikus mudah kita jumpai di rumah-rumah yang banyak makanan sisa. ada kemungkinan juga di rumah kita terdapat tikus yang kotoran atau air kencingnya mengandung bakteri leptospira. Jadi jagalah selalu kebersihan perabot di rumah, simpan perabot makan seperti piring, sendok, gelas dan lain-lain di tempat yang tidak memungkinkan tikus untuk menginjak-injaknya.
Finish, itu sedikit ulasan tentang Leptospirosis. Semoga saja para korban banjir bisa segera ditanggulangi dengan benar dan mendapatkan penanganan yang tepat. Semoga mereka yang terkena bencana diberi kekuatan dan juga kesehatan selalu. Tetap hidup sehat yaa teman :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar