Tidak bisa dipungkiri
bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami bencana tahunan, apalagi kalau bukan
banjir. Sampai detik inipun banjir belum juga bisa teratasi. Entah siapa yang
harus disalahkan dalam hal ini, mungkin bisa bertanya pada langit yang menangis
(halah, lebay). Oke saya tidak akan membahas atau mempermasalahkan tentang
siapa yang salah dan siapa juga yang harus bertanggung jawab. Karena masalah
itu merupakan kesadaran pribadi masing – masing, sejatinya mungkin memang kita
harus lebih bisa introspeksi diri. Saya tidak akan memberikan asumsi apapun
mengenai hal ini. Biar yang lebih memahami saja yang memberikan penjelasan
tentang penyebab bencana langganan ini.
Tentulah tidak sedikit
efek yang ditimbulkan dari banjir yang melanda hampir di seluruh pelosok negeri
kita. Tidak hanya kerugian materiil saja yang ditanggung, tetapi juga dampak
terhadap kesehatan korban banjir. Mulai dari penyakit – penyakit ringan sampai
yang fatal. Penyakit yang paling umum menjangkiti korban banjir adalah penyakit
– penyakit kulit, kemudian juga ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas), diare,
leptospirosis dan lain – lain.
Kali ini saya hanya akan
membahas tentang Leptospirosis, mungkin bagi orang awam masih sangat asing
terdengar ditelinga.
·
Apa
sih leptospirosis dan apa yang menyebabkan?
·
Gejala
apa saja yang muncul jika terinfeksi?
·
Bagaimana
Cara mencegahnya?
Baiklah, kita bahas satu persatu yaa
:D
1. Definisi dan Penyebabnya
Leptospirosis merupakan penyakit infeksi
yang dapat menyerang manusia dan juga binatang. Penyakit menular ini adalah
penyakit hewan yang dapat menjangkiti manusia. Termasuk penyakit zoonosis yang
paling sering terjadi di dunia. Leptospirosis juga dikenal dengan nama flood fever atau demam banjir karena
memang muncul dikarenakan banjir. Penyakit yang terdapat di semua negara dan
terbanyak ditemukan di negara beriklim tropis ini, disebabkan oleh Leptospira interrogans dengan
berbagai subgrup yang masing-masing terbagi lagi atas serotipe bisa terdapat
pada ginjal atau air kemih binatang piaraan seperti anjing, lembu, babi, kerbau
dan lain-lain, maupun binatang liar seperti tikus, musang, tupai dan sebagainya.
Bakteri berbentuk spiral ini bisa tahan dalam air selama satu bulan lamanya
lohh..
2. Manifestasi Klinik atau Gejala gejala
yang muncul
Leptospira dapat masuk melalui luka dikulit atau
menembus jaringan mukosa seperti konjungtiva, nasofaring dan vagina.
Setelah menembus kulit atau mukosa, organisme ini ikut aliran darah dan
menyebar keseluruh tubuh. Gambaran klinis leptospirosis dibagi atas 3 fase
yaitu : fase leptospiremia, fase imun dan fase penyembuhan.
a. Fase Leptospiremia
ü Demam mendadak tinggi sampai menggigil disertai sakit kepala
ü Nyeri otot
ü Mual muntah dan diare
ü Ikterus (menguningnya sklera mata, kulit atau jaringan lain akibat akumulasi bilirubin dalam darah)
ü Konjungtivitis (radang mata)
ü Fase ini berlangsung 4-9 hari dan berakhir dengan menghilangnya gejala klinis untuk sementara.
ü Demam mendadak tinggi sampai menggigil disertai sakit kepala
ü Nyeri otot
ü Mual muntah dan diare
ü Ikterus (menguningnya sklera mata, kulit atau jaringan lain akibat akumulasi bilirubin dalam darah)
ü Konjungtivitis (radang mata)
ü Fase ini berlangsung 4-9 hari dan berakhir dengan menghilangnya gejala klinis untuk sementara.
b. Fase Imun
Dengan terbentuknya IgM di dalam darah maka gambaran
klinis menjadi bervariasi. Mulai dari demam
yang tidak terlalu tinggi, gangguan fungsi ginjal dan hati, serta gangguan
hemostasis (pembekuan darah/penghentian perdarahan) dengan manifestasi
perdarahan spontan.
c. Fase Penyembuhan
Fase
ini terjadi pada minggu ke 2 - 4 dengan patogenesis yang belum jelas. Gejala
klinis pada penelitian ditemukan berupa demam
dengan atau tanpa muntah, nyeri otot, ikterus, sakit kepala, batuk,
hepatomegali (perbesaran hati), perdarahan dan menggigil serta splenomegali
(perbesaran limpa).
3. Pencegahan
Untuk mencegah
agar tidak terkena penyakit leptospirosis ini tidaklah sulit tapi bukan berati
kita menyepelekannya. Jika tidak tertangani dengan cepat dan benar penyakit ini
dapat menyebabkan kematian karena penyakit ini akan merusak organ – organ vital
seperti ginjal, hati dll.. Cara mencegahnya yaitu dengan menjauhi lokasi banjir
atau genangan air kotor ketika kita sedang menderita luka terbuka di daerah
yang mudah terkena air, seperti kaki atau tangan. Jika harus melewati
daerah tersebut maka gunakan penutup pada luka, misalnya seperti plastik yang tebal
atau kalau perlu gunakan sepatu boot agar tidak terkena air, dan untuk
mengurangi resiko terkena bakteri berbahaya tersebut.
Namun bukan
berarti penyakit tersebut hanya ada di daerah banjir lo ya, seperti yang telah
kita ketahui, tikus mudah kita jumpai di rumah-rumah yang banyak makanan sisa.
ada kemungkinan juga di rumah kita terdapat tikus yang kotoran atau air
kencingnya mengandung bakteri leptospira. Jadi jagalah selalu kebersihan
perabot di rumah, simpan perabot makan seperti piring, sendok, gelas dan
lain-lain di tempat yang tidak memungkinkan tikus untuk menginjak-injaknya.
Finish, itu sedikit ulasan tentang Leptospirosis. Semoga saja
para korban banjir bisa segera ditanggulangi dengan benar dan mendapatkan
penanganan yang tepat. Semoga mereka yang terkena bencana diberi kekuatan dan
juga kesehatan selalu. Tetap hidup sehat yaa teman :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar