“ndug, kalau nanti tiba – tiba ada laki – laki yang mengkhitbah dirimu
gimana?”, pertanyaan itu masih terngiang – ngiang di telinga. Mungkin saja
si tante hanya bergurau, tapi bagiku itu pertanyaan yang cukup merisaukan. Entah
harus bagaimana menjawabnya, tapi didalam lubuk hati pastilah ingin menjawab “wanita
mana yang tidak ingin menikah te”. Sayangnya jawaban itu hanya sekedar ucapan
hati yang tertahan. Belum juga pertanyaan itu berlalu dari hadapan, tadi sore ada
SMS yang tidak kalah mengejutkan. “ Dek,
mau ga ta’arufan sama teman.. Ada yang sedang mencari calon istri, usianya 24
tahun dan Insya Allah soleh. Syaratnya bagi dia cukup melihat foto dan berhijab
sempurna sebagai bekal untuk mengkhitbah, nadzarnya menikah syawal tahun ini”..
Dueerr, lagi – lagi hati saya meledak seketika. Terlalu berlebihan memang, tapi
ya begitulah yang saya rasakan. Masih dalam kondisi amat pusing dan setengah
sadar sehabis tidur siang, saya masih mencoba memahami SMS itu. Betul tidakkkah
SMS itu, atau yang saya alami sekarang hanya mimpi disiang terik? Dan benar
saja, this is real.. Bukan hayalan, bukan mimpi. Sejenak saya berfikir,
menimbang – nimbang untuk membalas SMS tersebut. Kemudian saya putuskan untuk
SMS Asfi ( si sahabat cute) dan menanyakan bagaimana sebaiknya saya menyikapi
hal ini.. “semua terserah desi, kalau
dirasa sudah siap membina rumah tangga usia muda kenapa tidak mencobanya? Tapi
kalau masih belum ada kesiapan dan orang tua belum mengizinkan, yasudah.. Allah
lebih tahu yang terbaik untuk ummat-Nya”.. Dia (Asfi) memang begitu dewasa,
tak pernah berubah sejak zaman kuliah.hhe. Selalu bisa memberikan solusi dan
selalu bisa memposisikan diri.. Setelah beberapa saat, saya putuskan untuk
membalas SMSnya.. “Afwan mbak sebelumnya, bukan saya tidak mau.. Tapi orang tua
belum mempercayai dan mengizinkan saya membina rumah tangga”.. Setengah hati
masih terasa berat.. Teringat lagi kata seseorang, “jika ada laki – laki soleh yang mengkhitbahmu maka terimalah agar
tidak timbul fitnah”.. Ya Allah, gamang rasanya..
“Wanita mana yang tidak ingin menikah”
Terkadang saya berfikir, apakah
kelak saya bisa menikah dengan lelaki soleh? Fikiran pesimis selalu muncul
ketika di hadapkan masalah hati ini.. Kadang hati menangis, sembari menguatkan
diri.. “Ya Allah, tunjukkanlah jalan
terbaik-Mu.. Aku begitu merindukan sosok itu. Ya Allah, tak pantaskah aku
mendapatkan dia yang baik menurut-Mu?” Kata – kata itu berulang menghiasi
hati dan fikiran. Sampai sekarang saja saya masih berjuang untuk hijab, sekian
lama tak ada restu untuk mengenakannya.. belum juga masalah ini kelar, apa iya
saya harus menambah masalah dengan mengatakan kepada orang tua bahwa saya ingin
menikah. Niat menyempurnakan separuh agama itu sudah begitu kuat, tapi entah
kenapa sampai detik ini fikiran dan hati kedua orang tua saya masih terkunci..
Tapi selayaknya manusia yang
meyakini akan kuasa Tuhan-nya, pastilah saya tidak ingin terus menerus memerihkan
hati saya sendiri.. Selalu saya yakini, bahwa entah kapan itu pasti akan ada
jalan keluar.. Masalah berhijab dan juga pendamping hidup.. Saya selalu
percaya, bahwa Allah tidak tidur, dia tidak membiarkan ummat-Nya menghadapi
rintangan sendiri. Ada masa dimana saya akan menemukan jodoh terbaik pilihan
Allah.. Walaupun entah kapan itu, tapi saya tetap percaya. Mungkin memang bukan
saat ini waktu terbaik yang Dia pilihkan.. Mungkin juga saya yang harus lebih
introspeksi diri, membenahi setiap kesalahan dan kekurangan yang ada agar kelak
dipantaskan bersanding dengan pangeran impian yang saat ini tak tahu berada
dimana..
Ya
Allah, Engkau Dzat Yang Maha Mendengar..
Engkau
pula Dzat yang Besar, dan Dzat Yang Maha Segala..
Jika
bagiku itu tak mungkin, maka bagi-Mu tak ada yang tak mungkin..
Jika
bagiku itu sulit, maka tak ada bagi-Mu yang tak mudah..
Betapa
aku merindukan sosok itu, sosok dia yang akan
Datang
membawa janjinya dihadapan-Mu kelak..
Yang
akan memintaku untuk dibawanya ke perahu mahligai cinta..
Yang
akan menuntunku berjalan, melewati arus dan hujan..
Hanya
untuk menggapai ridha dan cinta-Mu..
Ya
Allah, jika saat ini aku masih terlalu tak baik untuknya, maka
Jadikan
aku wanita yang baik, yang kelak akan menghilangkan rasa lelahnya
Jika
dia belum membaikkan diri untukku, maka jadikanlah dia lelaki yang baik..
Yang
akan menyeka air mata ketika lara..
Jauh
sebelum Kau satukan aku dengannya, akupun sudah mulai
Belajar
mencintainya, dengan semua yang ada pada dirinya..
Jauh
sebelum Kau pertemukan aku dengannya, akupun sudah
Belajar
untuk menjadi yang dia damba..
Ya
Allah, aku menantinya begitu sabar, karena aku tahu
Kau
pasti menjaganya, di tidur lelap dan setiap detang jantungnya..
Selipkanlah
nama-Mu di hatinya, agar kelak jika dia sudah
Menemukanku,
dia tak penuhi hatinya dengan ilusiku..
Tapi
jadikanlah separuh hatinya hanya untuk mencintai seorang wanita seperti diriku
Aku
menunggu jawaban dari langit-Mu, selalu
Agar
Kau pertemukan aku dengannya di waktu yang indah..
Aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar