Sewaktu saya belajar
naik sepeda, Ibu mengatakan bahwa “dalam belajar bersepeda haruslah kuat, Tidak
ada orang yang belajar bersepeda tanpa merasakan jatuh”. Tetapi saya buru buru
menyangkalnya dan mengatakan bahwa saya tidak akan jatuh. Dan benar saja, saya
tidak terjatuh saat pertama kali mengayuh sepeda karena saya langsung nyungsep
di kebun tetangga :D. Sempat menangis, tetapi hanya sebentar saja. Setelah itu
saya kembali asyik dengan sepeda yang saya naiki, kembali jatuh dan jatuh lagi.
Tidak sedikitpun ada rasa bosan dan lelah untuk terus belajar mengayuh.. Sampai
pada akhirnya, setelah sekian lama belajar.. Menghabiskan waktu, berlatih terus
menerus, saya mulai bisa mengendalikan sepeda.. Kemudian dengan lancar saya
mengayuh sepeda, bahkan sudah bisa melepas kedua tangan walaupun hanya sebentar
:D
Waktu
berlalu, tetapi kata kata Ibu masih terngiang ditelinga, tersimpan di memory terdalam.
Sejatinya nasihat Ibu bukan sekedar nasihat biasa, karena ia mengandung makna
lain. Nasihat itu mengajarkan bahwa tidak ada yang instan, jika kamu ingin
menguasai sesuatu butuh waktu untuk menjadi expert dalam hal itu, jika kamu
ingin sukses kamu harus siap menghadapi gagal dan sakit.
Bahkan
ada yang mengatakan, kegagalan hanyalah penyemangat untuk mendekatkanmu pada
impian. Yah sekali gagal, coba lagi. Dua kali gagal, coba lagi. Berkali kali
gagal ya tetap coba lagi.. coba terus dan terus, karena secara tidak langsung
itu akan melatih mental dan habits kita. Jadi ketika ada masalah masalah yang
muncul, kita akan terbiasa untuk menghadapi dan menyelesaikannya. Tidak pernah
ada kata terlambat dan jangan pernah katakan “aku menyerah”.
“jika hari ini kamu jatuh
sebanyak 10 kali, maka besok kamu harus berlatih 20 kali lebih semangat, begitu
seterusnya. Dan kelak akan ada suatu massa dimana kamu mulai merasakan hasil dari
setiap perjuanganmu. Ikhlaslah dalam berlatih, ikhlaslah dalam bekerja,
ikhlaslah dalam menghadapi apapun persoalan hidup. Kamu tahu, bahwa kamu akan
ikut tumbuh bersama perjuangan, kegagalan, masalah yang kamu hadapi. Percayalah,
Allah menghitung setiap tetes keringat yang engkau keluarkan untuk berusaha
melakukan yang terbaik. Jangan mengeluh yaa, nikmatilah kegagalanmu serperti
engkau menikmati jatuhmu saat belajar mengayuh sepeda”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar